AkhlakTasawuf Pembaruan Pertanyaan Tentang Baik Dan Buruk Akhlak Tasawuf Pada awal memasuki tasawuf maka seseorang harus berkonsentrasi agar dapat menghindarkan diri dari akhlak buruk atau tercela mazmumah dan terus konsisten mewujudkan akhlak yang baik yaitu mahmudah. Lihat Akhlak Tasawuf Pembaruan Related PapersSOAL 1. Deskripsikanlah pengalaman saudara mengikuti perkuliahan akhlak tasawuf selama satu semester ini! JAWAB Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sebelumnya saya ingin mendeskripsikan siapa diri saya dan kenapa saya bisa ada di prodi Sistem Informasi 4 dan sekarang mempelajari mata kuliah akhlak tasawuf. Saya AFRIDAYANI dari Sistem Informasi-4 Semester 1. Saya berasal dari SMA Negeri yang ada di kota saya, di sekolah saya tersebut tidak terlalu mendalami pelajaran agama islam dan hanya sekedar " tahu " saja namun tidak mendalami, dan sewaktu sekolah saya tidak mengikuti organisasi yang berhubungan dengan keagamaan karna waktu itu saya disibukkan dengan kegiatan perlombaan cerdas cermat. Setidaknya, dengan adanya pengajian didaerah rumah saya, saya mendapatkan ilmu agama lebih banyak lagi. Selama masa sekolah saya selalu bertanya-tanya mau jadi apa saya setelah tamat SMA ini. Saya bertanya dalam diri saya, apa hal yang benar-benar saya sukai. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengambil jurusan yang berhubungan dengan komputer, karena pada saat saya kelas 3 SMA saya belajar mengenai Software " Corel Draw " untuk membuat logo perusahaan atau logo usaha. Saya benar-benar suka dengan Software " Corel Draw " , jadi saya memutuskan untuk membantu teman-teman saya membuatkan tugas logo mereka. Dan dari situ saya mendapatkan uang jajan tambahan, alhamdulillah. Serta saat itu saya sudah dapat membuat web sederhana yang bisa dibilang sudah lumayan. Karena, pada saat itu teman-teman saya yang lainnya belum dapat membuat web tersebut. Bisa dibilang saya lumayan menguasai. Jadi, saya rasa saya sudah cukup memiliki modal untuk mengambil jurusan Sistem Informasi. Dan juga saya sangat antusias untuk mengambil jurusan Sistem Informasi dikarenakan kakak saya adalah dosen jurusan Sistem Informasi di Universitas swasta dikota saya. Jadi, saya memutuskan untuk mengambil jurusan Sistem Informasi. Pada saat SNMPTN saya mengambil jurusan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi di UNIMED, namun belum rezeki. Lalu saya mencoba jalur SBMPTN dan lagi-lagi mengambil jurusan yang berhubungan dengan komputer, yaitu Sistem Informasi dan juga Teknik Informatika. Kenapa saya sangat antusias terhadap jurusan yang berhubungan dengan teknologi atau komputer? Karena menurut saya teknologi itu akan terus berkembang seiring berjalannya waktu jadi saat mempelajarinya kita tidak bosan karena setiap tahunnya teknologi akan terus berkembang dan juga menurut saya " orang komputer " lebih banyak peluang kerjanya dan dapat menciptakan pekerjaan bagi orang lain. Saat SBMPTN saya membuat pilihan pertama di Unsyiah, Aceh dan pilihan keduanya di UINSU Medan dengan jurusan Sistem Informasi. Dan pada saat pengumuman alhamdulillah saya lulus di UINSU Medan. Saat pembagian kelas saya masuk dikelas Sistem Informasi-4, saya pun mulai berkenalan dengan teman sekelas saya. Saya tidak pernah menyangka akan ada mata kuliah " Akhlak Tasawuf " , karena ini merupakan baru pertama kalinya saya mendengar ada mata kuliah Akhlak Tasawuf. Pada saat pertama kalinya belajar mata kuliah Akhlak Tasawuf, saya sempat khawatir akan sangat tidak paham dan tidak nyambung karena ini pertama kalinya saya mengetahui adanya mata kuliah tersebut. Namun, saat pertemuan pertama kali kita hanya melakukan pengenalan satu sama lain agar lebih akrab lagi, saya dan teman teman saya pun mulai mengenalkan diri satu per satu kepada Bapak. Kesan pertama benar-benar menyenangkan karna belum mulai belajar karena kita hanya melakukan perkenalan dan Bapak menyampaikan teori apa saja yang akan dipelajari di mata kuliah akhlak tasawuf DEFINISI Karya-karya para sufi telah menunjukkan bahwa tasawuf sebagai disiplin ilmu dirancang sebagai media informasi bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah para penempuh jalan tasawuf akan dapat meraih kemantapan tauhid dan makrifat. Sebab itu, para sufi menyusun teori mengenai usaha-usaha untuk menempuh perjalanan spritual berupa tangga-tangga pendakian spritual yang disebut al-maqâmât. Hakikat al-maqâmât dapat dilihat dari karya-karya sufi yang biasanya juga diiringi kajian tentang al-ahwâl, sebab keduanya tidak bisa dibahas secara terpisah. Dengan demikian, al-maqâmât adalah tingkatan-tingkatan spritual seorang sufi, dari tingkatan paling mendasar sampai tingkatan tertinggi, yaitu dekat dengan Allah Swt., yang diperoleh sâlik secara mandiri melalui pelaksanaan 'ibadah, mujâhadah, dan riyâdhah secara terus menerus. Para sufi telah merumuskan susunan al-maqâmât dan al-ahwâl secara berbeda, sebagai dampak dari perbedaan pengalaman spritual mereka, bahkan sebagian sufi menerangkannya secara simbolis melalui novel-novel mistis yang sebenarnya menjelaskan perjalanan spritual seorang sâlik menuju Allah Swt. Mengenai al-ahwâl, para sufi telah menybutkan beberapa keadaan hati seorang sâlik yang diraskan selama melewati beragam tingkatan. Sejumlah al-ahwâl tersebut merupakan pemberian Allah Swt. kepada sâlik yang sedang menjalani beragam ibadah untuk menapaki satu persatu maqâm dari yang awal sampai yang sampai akhir sebagai puncak tertinggi dari kedudukan spritual yang mungkin dicapai seorang para sufi telah menunjukkan bahwa tasawuf sebagai disiplin ilmu dirancang sebagai media informasi bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sehingga para penempuh jalan tasawuf al-murid/ al-salik akan dapat meraih kemantapan tauhid dan makrifat. Sebab itu, para sufi menyusun teori mengenai usaha-usaha untuk menempuh perjalanan spiritual thariqah berupa tangga-tangga pendakian spiritual yang disebut al-maqamat. Maka dari itu dalam kitab al-Luma', al-Thusi menjelaskan bahwa maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah berdasarkan apa yang telah diusahakan, baik melalui riyadhah, ibadah, maupunmujahadah. Di samping itu, maqamat berarti jalan panjang atau fase-fase yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada sedekat mungkin dengan Allah. Sesuai'dengan Ibrahim/14 14, dan al-shaffat/ 37 164. Sedangkan Al Ahwal adalah kondisi kejiwaan atau keadaan hati qalb seorang sufi sebagai akibat dari kemurnian zikirnya, yang diperoleh sebagai karunia Allah dan bukan dari usahanya keadaan mental.PENDAHULUAN Artikel ini akan mengkaji tentang " Al-Maqamat dan Al-Ahwal " .Kajian ini menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan buku yang berjudul " Gerbang Tasawuf " karangan Tujuan Kajian ini agar para pembaca lebih bisa memahami tentang Al-Maqamat dan Al-Ahwal dengan dukungan ilmu dan pendapat dengan sumber yang dapat dipercaya. Maka dari itu akan dibahas tentang Al-Maqamat dan Al-Ahwal tersebut dengan umum dan terkait dengan ilmu tasawuf itu sendiri berdasarkan pendapat para ulama-ulama sekarang yang berdasar pada ulama terdahulu dari sumber buku yang tepercaya AL-MAQAMAT Dalam memperoleh maqam tertentu,selain wajib menjalankan berbagai bentuk ibadah,mujahadah, dan riyadhah, seorang salik harus melakukan khalwah dan uzlah dalam melaksanakan perjalanan spiritual menuju Allah swt. Dalam Risalah al-Qusyairiyah, al-Qusyairi menjelaskan bahwa menyepikhalwah adalah sifat ahli sufi, dan mengasingkan diriuzlah menjadi tanda seseorang telah bersambung dengan Allah Swt., praktik agama seperti ini memberikan manfaat dan keuntungan bagi penegak dan penempuh jalan seperti menghindarkan diri dari semua sifat tercela, menghasilkan kemuliaan,mendekatkan diri kepada Allah swt. dan mengobati hati. Dalam mendapatkan al-maqam dan al-ahwal, seorang sufi harus menjalankan amalan-amalan agama secara benar. Ilmu-ilmu sufi adalah ilmu-ilmu tentang keadaan-keadaan al-ahwal yang diturunkan dan digenerasikan dari amal-amal tertentu dan hanya dialami oleh orang yang istiqomah mengamalkan agama dengan sungguh sungguh dan benar. Langkah menuju amalan yang benar yaitu mengetahui hukum-hukum syariatal-ahkam al-syariah,Pertanyaan Pengalaman saudara mengikuti perkuliahan Akhlak Tasawuf selama satu semester ini ! Pada awal masuk di dunia perkuliahan tepatnya di Universitas Islam Negri Sumatera Utara UINSU Medan saya merasa aneh dengan beberapa mata kuliah agama seperti Akhlak Tasawuf yakni a. Penampilan baik itu dosen dan mahasiswa/mahasiswi di perkuliahan UINSU medan berbeda dengan Universitas umum yang lain salah satunya yaitu harus bercelana dosen rata-rata masuk memakai peci/lobe. b. Mata kuliah Yang pada umumnya sebelum masuk di dunia perkuliahan tidak mengenal pelajaran agama yang seperti kata katanya terkadang asing untuk didengar. Bagi beberapa orang matakuliah yang satu ini terdengar asing di telinga mereka karena kebanyakan mereka dengar mungkin matakuliah lain seperti Matematika Distrik,pemrograman juga dengan saya ketika awal memulai dengan matakuliah ada temen saya yang beranggapan bahwa matakuliah ini nntnya akan mendapatkan ilmu-ilmu seperti masa lalu seperti ilmu kebal dan dari itu saya akan jelaskan sedikit tentang matakuliah Tasawuf ini lewat pengalaman saya selama kuliah di matakuliah ini. Awal saya masuk menjadi mahasiswa tingkat pertama,mata kuliah yang di berikan berupa akhlak tasawuf,teologi islam dan lain satu ini saya dijelaskan mengenai tentang definisi sampai mau selesai semester ganjil ini saya kurang paham tentang yang saya ketahui bahwa tasawuf merupakan usaha menyucikan diri dengan mendekatkan diri pada allah swt serta menjalankan syariatnya beserta matakuliah ini saya diajarkan cara berdzikir dengan benar yaitu dengan menggerakkan kepala namun ada juga cukup dalam hati saya yang hanya lulusan SMA

Jawab Jikalau yang dikehendaki masuk tarekat itu belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah, dan menghiasi sifat-sifat yang dipuji maka hukumnya fardhu 'ain . Hal ini seperti Hadis Rasulullah saw, yang artinya: "Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan". Akan tetapi kalau yang dikehendaki

PERTANYAAN AKHLAK TASAWUF-3PertanyaanDalam Buku yang berjudul "Sufi Healing" salah satu bab mengatakan bahwa dalam sejarah perkembangannya Tasawuf pernah mengalami masa pemurnian kembali, artinya dalam praktiknya tasawuf pernah diklaim menyimpang dari syari'at kemudian dimurnikan kembali agar sesuai dengan syari'at. Pada fase ini, abad ke-8 H praktik tasawuf pada masa ini dianggap telah jauh dari ajaran Islam sehingga banyak pihak menganggap tasawuf adalah bid'ah, penuh kufarat, mengabaikan syari'at, serta irasional. Oleh karena itu, praktik tasawuf mendapat kritikan keras dari Ibnu Taimiyah dan Ibnu Attah' saya, bagaimana bentuk praktik tasawuf yang menyimpang, dan cara menghindarinya agar kita tidak terjerumus ke jalan penyimpangan tersebut? Sehingga kita dapat menjalankan tasawuf sesuai dengan tujuan asal, yaitu mencapai kebahagiaan bersama Allah. Terimakasih.by Adhimas Alifian YuwonoJawabanThanks mas Adhimas untuk pertanyaannya, jalan tasawuf adalah jalan yang paling menenangkan dalam kehidupan. Namun, seseorang tidak bisa langsung berada pada tahapan ini. seseorang yang memilih hidup bertasawuf, harus melewati maqam-maqam sebelumnya, yaitu - Syariat- Hakikat- Thariqat-. kata sederhananya begini, manusia harus kaya dan sukses dahulu untuk menuju sufi. jangan sampai sufi dianggap hidup dengan dzikir saja. sebab, orang yang telah menikmati dunia dengan cukup, kedekatan diri dengan Tuhan serta semesta jauh lebih bermanfaat dan praktek tasawuf di dunia ini sering kali disalah pahami hidup zuhud tanpa berusaha keras untuk kebahagiaan keluarga, tidak bekerja dan hanya disibukkan dengan dzikir. padahal tanggung jawab manusia di dunia ini salah satunya ada "bekerja" baik untuk keluarga orang tua atau pasangan hidup serta al-Jilani Penyimpangan di bidang tasawuf adalah penyimpangan pelaksanaan ajaran tasawuf dari akidah dan syari'at Islam. Al-Jilani menganggap bahwa kelompok-kelompok sesat tersebut tidak kafir. Kecuali bid'ahnya sangat berat sehingga menjadikannya murtad/ penyimpangan tentang kekeliruan dalam memahami konsep "wahdatul wujud-manunggaling kawulo gusti" banyak beberapa orang memahmi kalimat tersebut dengan meninggalkan syariat. Contohnya orang merasa dirinya sufi namun tidak shalat, puasa dll..Syeih KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU, menjelaskan tentang hakikat tasawuf serta penyimpangannya dalam dua kitab yaitu, Risalah ahli sunah waljamaah dan al dhurrar al Muntahsirah fi al-masail al-tïsa’as syarah. Kitab Al dhurar ditulis oleh Syekh Hasyim Asy’ari khusus mengkaji tentang wali dan tariqah dunia tasawuf juga dalam cabang-cabang ilmu lain dalam kenyataannya memang terdapat cendekiawan palsu yang membelokan jalan dari aturan syariah. Kewajiban syariat bagi penganut tariqoh sufi dan para sufi tetaplah wajib dijalankan, dimanapun kapanpun dalam keadaan apapun. Syeikh Hasyim menolak jika kewajiban syariat Nabi Muhammad itu terpakai untuk orang tertentu dan terbatas pada waktu tertentu. Orang yang meyakini gugurnya syariat pada orang dan waktu tertentu dikatakan sebagai orang yang mendustakan dan merendahkan al-Qur’an yang agung istihza anil Qur’anil adzim.Cara menghindari dari ajaran tasawuf yang menyimpang adalah mencari guru spiritual yang benar-benar shaleh secara general, bisa dilihat dari nasab, sejarah perjalanan beliau, sikap dan ucapan apabila orang tersebut adalah orang yang takut dengan tuhan- rajin ibadah, baik dan menghormati sesame manusia, bermanfaat bagi banyak umat, tidak culas, jujur, pandai dan cerdas, bahkan ada yang menambah syarat menjadi guru spiritual/kiai adalah yang pernah bermimpi atau langsung ketemu dengan Nabi Muhammad SAW. Wallahua’lamPertanyaanBagaimana seseorang dapat menjadi seorang sufi? Apakah dengan berguru kepada ahli sufi terdahulu, atau belajar dengan sendiri atau bagaimana?. Lalu, bagaimana sikap kita apabila bertemu dengan sekumpulan atau seorang sufi tapi orang tersebut tidak berperilaku seperti sufi. Apakah kita harus mengabaikannya atau seperti apa?Mengingat, kita bukan seorang sufi. Terima kasih.by Adika Hary HermawanJawabanThanks mas Adika, seseorang menjadi sufi harus melewati beberapa maqam yaitu syariat-hakikat-thariqat. Tanpa melewati maqam-maqam tersebut, sufi kita hanya sebatas fatamorgana. Sebab menjadi sufi adalah sangat berat-berat bagi manusia yang masih menginginkan uang, kekuasaan dan penghormatan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mencoba, mendkatkan diri kepada Tuhan dengan berpedoman pada teks adalah pilihan. Mendekatkan diri kepada Tuhan tidak hanya melalui shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Shalat dan sebagainya adalah kewajiban kita sebagai umat muslim, namun kita juga harus berbuat baik dengan sesame manusia dan alam sekitar, bahkan terhadap arwah pendahulu kita memiliki etika untuk mendokan. Ulama yang telah sampai pada tingkat ma'rifat, ia semakin arif, ibarat padi, semakin berisi semakin menunduk. Semakin tinggi derajat kesufiannya semakin tidak diketahui orang bahwa ia akhli ibadah. Oleh karena itu riyadah usaha yang bisa kita lakukan untuk menuju ke jalan tasawuf adalah -takut kepada Tuhan dengan menjalankan segala aturan dan mnjauhi larangan -jujur, bertanggung jawab dan sebagainya -melakukan olah batin untuk menundukkan hawa nafsu pamer, iri dengkiUntuk mendalami jalan tasawuf usahakan memiliki guru spiritual yang dipercayai kealimannya orang alim bukan hanya yg rajin shalat, namun sikap dan perilakunya kepada hamba Tuhan sangat manusiawi, menundukkan hawa nafsu, menguasai ilmu Tuhan, dll, usahakan guru bisa ditemui secara face to face, bukan berguru dari tulisan-tulisannya saja, sedangkan tulisan-tulisan ulama sufi terdahulu sebagai penguat dan penambah wawasan. Sebab, jika tanpa guru, dikhawatirkan nalar manusia akan salah faham dan menjadi ajaran yang kurang kita bertemu dengan sufi namun karakternya tidak mencerminkan hamba yang tunduk kepada Tuhan masih ada sombong, iri dengki, tidak bisa menghilangkan keduniaan maka kita harus menghormatinya sebagai sesame manusia, dan berlindung kepada Tuhan dari godaan sikap-sikap yang dapat merusak keimanan. Wallahua’lam Pertanyaanmengenai materi yang mba-aris sampaikan, pada penjelasan dr PPT akhlak Tasawuf adalah hubungan manusia dengan tuhan-nya.. dan Kalau tidak salah orang yang sudah mencapai titik Tasawuf ini disebut "Sufi", pertanyaan saya ~sebenarnya apakah hakikat Dari Tasawuf dan sufi ini ?~ Apakah ciri orang yang dianggap sufi ini adalah orang yang Setiap hari nya mendatangii majelis ilmu/pengajian dll, dilihat rajin ke masjid. Apakah Itu Termasuk Sufi ?~ Bagaimana kah ciri orang yang benar" mencapai titik Tasawuf Itu? Terima kasih . by RizqitaJawabanThanks mb Rizqita, pertanyaa pertama mengenai hakikat tasawuf adalah ketaatan kepada Allah SWT, cinta kepada sesama makhluk, makrifat akan kekurangan yang ada pada diri sendiri, mengetahui tipu muslihat dari setan dan pencegahannya, serta perhatian mereka dalam meningkatkan jiwa ke tingkat yang murni dan menjauhi hal-hal yang menyimpang dan terlampau selanjutnya tentang orang yg rajin melakukan ibadah wajib, tidak selalu. Sebab shalat-puasa dan sebagainya adalah kewajiban muslim. Faktanya, banyak orang rajin datang ke tempat majlis agama namun sifatnya masih suka iri dengki, julid dan lain sebagainya. menjadi sufi adalah sikap bagaikan padi semakin berisi semakin yang utama adlah orang tersebut bersikap tenang, tawadu’, mencintai Tuhan dan ciptaannya, cinta kasih kepada sesame. Wallahu a’lam.
Tasawufyang dapat diaplikasikkan didalam kehidupan sehari-hari Nahh jujur, untuk point ini saya sendiri juga bingung jawabnnya gimana. Jika saya jawab teori tasawuf akhlaki, dalam hal takhali (mengosongkan), tahali ( mengisi) tajjali (terdapat atau ada). Nah dari 3 hal itu tidak semua sifat buruk dapat saya hilangkan dengan mudah.
Soal Ulangan dan Jawaban Aqidah Akhlak Materi Tasawuf dalam Islam Kelas XI Aliyah Pilihlah Jawaban yang Paling Benar dari Alternatif jawaban A,B,C,D atau E di bawah ini. 1. Secara etimologis, kata sufi antara lain berasal dari kata dasar saff yang berarti …. A. Kain wol B. Baris dalam salat C. Beranda masjid D. Kesucian E. Sederhana 2. Cakupan makna yang terkandung dalam tasawuf sangat luas kalau dipahami secara utuh, tasawuf selain berorientasi moral, namun tujuan akhir tasawuf adalah…. A. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Allah Swt B. Mengetahui sifat-sifat Allah Swt C. Menegakkan kebenaran dan keadilan D. Mengetahui zat Allah Swt E. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan makhluk-Nya 3. Secara istilah, salah satu deϐinisi tasawuf adalah mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan sifat yang rendah. Definisi tersebut menurut …. A. Ibnu Khaldun B. Junaid al-Baghdadi C. Imam Qusyairi D. Ahmad Zarruq E. Imam Al- Ghazali 4. Alat yang dapat digunakan manusia menuju pencerahan batin untuk mengenal Tuhan adalah A. panca indra B. akal pikiran C. tingkah laku D. insting E. hati 5. Berikut ini merupakan sumber-sumber ajaran tasawuf, kecuali …. A. Allah al-Qur’an B. sahabat C. qiyas ulama’ D. Rasul E. Ijma’ sufi 6. QS. As-Sajadah 16تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ Ayat tersebut merupakan salah satu ayat yang berkaitan dengan …. A. dasar tasawuf B. sumber tasawuf C. pengertian tasawuf D. esensi tasawuf E. tujuan tasawuf 7. Perilaku tasawuf yang pernah dilakukan Rasulullah Saw adalah sebagai berikut, kecuali…. A. Khalwat di gua Hira’ B. Pengalaman kebenaran mimpi Rasulullah C. Pengalaman Isra’ Mi’raj D. Hidup sederhana E. Menjauhi dunia secara total 8. Tasawuf akidah merupakan tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah metafisis yang bukan termasuk masalah metafisis adalah … A. Malaikat B. Bakteri C. Alam barzah D. Syurga E. Neraka 9. Contoh integrasi nilai-nilai tasawuf ke dalam akhlaq di dunia modern adalah sebeagai berikut, kecuali…. A. Shalat dengan khusuk B. Wara’ dalam mencari rizki C. Bisnis dengan amanah D. Menjauhkan diri dari keramaian dunia E. Zuhud dalam harta 10. Memohon atas segala dosa dan kesalahan disertai janji yang sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan dosa disebut …. A. Kefakiran B. Taubah C. Ikhlas D. Ridha E. Syukur Kunci jawaban 1. B 2. A 3. B 4. E 5. E 6. A 7. E 8. B 9. E 10. B KD. Menganalisis pengertian, kedudukan dan sejarah tasawuf dalam Islam 1 Menjelaskan pengertian tasawuf dalam Islam 2 Menjelaskan fungsi tasawuf dalam Islam 3 Menjelaskan sejarah tasawuf dalam Islam Terima Kasih Atas Kunjungannya. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.
SUMBERAJARAN AKHLAK TASAWUF. Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan buruk itu bisa berbeda-beda.
1. Dalam perkuliahan akhlak tasawuf apakah saudara paham tentang ajaran tasawuf? a. Paham b. Kadang-kadang paham c. Tidak paham sama sekali 2. Menurut pemahaman saudara tentang akhlak tasawuf, bagaimanakah ajaran akhlak tasawuf yang benar menurut syariat? a. Akhlak tasawuf yang sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah b. Ajaran tasawuf yang benar adalah pencarian tuhan yang berangkat dari ketidak percayaan c. Ajaran akhlak tasawuf mengajarkan kepada manusia untuk menjauhi dunia dalam kehidupan karena dunia penuh dengan kehinaan 3. Bagaimanakah pemahaman saudara tentang konsep zuhud? a. Zuhud adalah sikap hidup seseorang yang tidak terikat pada dunia dengan permasalahannya b. Zuhud adalah suatu sikap yang menjauhi dunia secara fisik c. Zuhud adalah sebagai ajaran yang membenci dunia saudara apakah sama konsep akhlak tasawuf dengan konsep filsafat? a. Sangat berbeda dalam konsep akhlak tasawuf dengan filsafat b. Hampir sama antara konsep akhlak tasawuf dan filsafat c. Sama antara keduanya 5. Apakah yang saudara pahami tentang sabar dalam akhlak tasawuf? a. Sabar adalah usaha manusia untuk menyelaraskan kehendak dirinya dengan kehendak Allah b. Sabar adalah usaha manusia untuk menyelaraskan kehendak Allah dengan kehendak dirinya c. Sabar adalah kebebasan manusia yang tidak ada batasnya 6. Tasawuf dalam kajian Islam termasuk dalam dimensi experensial, bagaimanakah pemahaman saudara tentang dimensi experensial? a. Dimensi experensial adalah pelaksanaan ibadah yang melibatkan hadirnya amal lihir dan batin b. Dimensi experensial adalah ibadah yang melaksakan perintah serta tata cara ibadah secara lahir tanpa menghadirkan hati dalam beribadah c. Dimensi experensial adalah melaksanakan ibadah hanya memenuhi kewajiban 7. Apa yang saudara pahami tentang ajaran tasawuf Sunni? a. Ajaran tasawuf Sunni melandaskan pada al-Qur’an dan as-Sunnah b. Ajaran tasawuf Sunni melandaskan pada al-Qur’an dan as-Sunnah serta akal pikiran c. Ajaran tasawuf Sunni lebih berkonsentrasi pada kebatinan 8. Dalam filsafat ada istilah tentang atheis dan dalam akhlak tasawuf ada istilah taqarrub, bagaimanakah pemahaman saudara tentang hubungan kedua istilah tersebut? a. Saling bertolak belakang b. Adanya kemiripan antara keduanya c. Adanya kesamaan antara keduanya tasawuf? a. Taubat merupakan hijrahnya seseorang dari amalan yang dibenci Allah menuju amalan yang disenangi Allah serta tidak mangulanginya kembali b. Taubat merupakan suatu perbuatan yang bisa dilakukan kalau sudah mendekati ajal c. Taubat merupakan suatu perkara yang dapat dilakukan setiap saat 10. Apakah yang saudara pahami tentang istilah munajat dalam akhlak tasawuf? a. Munajat adalah melaporkan diri ke hadirat Allah atas segala akiivitas yang dilakukan b. Munajat adalah mendekatkan diri secara sungguh-sungguh c. Munajat adalah sikap menyendiri dari keramaian 1. Bagaimana kebiasaan saudara ketika bertemu dengan teman atau saudara, baik di dalam kampus atau di luar kampus? a. Selalu memberi dan menjawab salam b. Kadang-kadang memberi dan menjawab salam c. Kebiasaan memberi dan menjawab salam apabila dimulai oleh orang lain 2. Ketika saudara melakukan ketidakjujuran kepada teman saudara, bagaimanakah perasaan saudara? a. Hati selalu merasakan kegelisahan b. Hati kadang merasakan adanya kegelisahan c. Hati jarang merasakan kegelisahan 3. Bagaimana saudara melaksanakan amar m a’ru f nahi rnunkar pada situasi dan kodisi apapun? a. Melaksanakan amar ma ’ru f nahi rnunkar senantiasa saya lakukan b. Melaksanakan amar ma ’ru f nahi rnunkar pernah saya lakukan c. Kadang melaksanakan amar ma ’ru f nahi rnunkar 4. Bila ada teman atau saudara yang minta bantuan kepada saudara, bagaimana sikap saudara? a. Berusaha menolong sesuai dengan kemampuan b. Berusaha menolong bila ada kelegaan hati c. Tidak memberi pertolongan, karena merasa yakin ada orang lain yang menolong 5. Bagaimana saudara membiasakan diri bergaul dengan teman lain jenis? a. Tetap berusaha bergaul dengan baik sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah. b. Terkadang ada usaha bergaul sesuai dengan al-Qur’an dan as- Sunnah c. Tidak mengetahui pergaulan itu sesuai dengan al-Qur’an dan as- Sunnah yang dituakan, bagaimana sikap saudara? a. Senantiasa mengunakan sopan santun b. Terkadang bicara sopan dan terkadang tidak c. Berbicara sopan dan santun bila diperlukan 7. Dalam suatu pergaulan, bila terjadi perbedaan pendapat diantara saudara, bagaimana sikap saudara? a. Berusaha bersikap objektif dan rasional b. Bersikap objektif dan rasional bila sama dengan pendapat saya c. Tetap mempertahankan pendapat demi kebenaran menurut saya 8. Setelah saudara memahami ajaran tasawuf tentang zuhud, bagaimanakah sikap saudara ketika ada teman saudara meminjam barang yang saudara sayangi? a. Saya pinjamkan dengan rasa ikhlas b. Kadang saya pinjamkan dengan rasa tidak ikhlas c. Saya pinjamkan dengan rasa tidak ikhlas 9. Apabila dalam pergaulan, saudara mempunyai teman yang mempunyai sifat jahat terhadap saudara, bagaimanakah sikap saudara? a. Saya bersikap sabar b. Kadang saya bersikap sabar c. Saya tidak bersikap sabar 10. Dalam pergaulan setiap hari bagaimana sikap saudara dalam berinteraksi dengan dosen? a. Saya bersikap sopan dan menghormati b. Saya kadang bersikap sopan dan menghormati c. Saya tidak bersikap sopan dan menghormati Al-Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1970. Al-Anshari, Zakaria, Ta’liqat ala ar-Risalah al-Qusyairiyah, dalam Abdul Qodir Isa, Hakekat Tasawuf, Qisthi Press, 2005. Al-Asqolani, Ibnu Hajar, Nashaikhul That, terj. I. Solihin, Pustaka Amani, Jakarta. 2002. Al-Husaini, bin Akawi Al- Haddad , Abdullah, Sentuhan-Sentuhan Sufistik Pintu Menuju Jalan Akhirat, terj. Rosihon Anwar, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999. Al-Ghazali, Muhammad, Abu Hamid Ikhya’ Ulum ad-Din, Jilid III, dalam Yunahar Ilyas Kuliah Akhlak, LPPI, Yogyakartam 2004. Ali, Abdul, Halim, Muhammad, Akhlak Mulia, teij. Abdul Haggie al-Kattani, Ikhwani Akhmad Masturi, Gema Insani, Jakarta, 1995. Al-Jauziyah, Ibnu Qoyyim, Mawaridul Aman Al-Muntaqo min Ighotsatul Lahfan Fi Mashayidisy Syaithan, terj. Ainul Haris Umar Arifin Thayib, Darul Falah, Jakarta, 1998. Al-jazairi, Jabir, Abu Bakar Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslimin, PT. Darul Falah, Jakarta, 2004. Itiqodiyah Wa Ash Shufiyyah, terj. Munirul Abidin, Munirul CV. Darul Falah, Jakarta, 2003. Anis, Ibrahim Al-mu’jam al-Wasith. dalam Yunahar Ilyas Kuliah Akhlak, LPPI, Yogyakartam 2004. Ar-Rifai, Nasib, Muhammad, al-Aliyyal Qodir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, jilid II, cetakan I, terj. Syihabuddin, Gema Insani, Jakarta, 1999. Ar-Rifai, Nasib, Muhammad, Taisiru al-Aliyyal Qodir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, jilid IV, terj. Syihabuddin, Gema Insani, Jakarta, 2000. Arikunto, Suharsimi, Proedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Muhammad, Tengku, Pedoman Shalat, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2001. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Q ur’an dan Terjemah, PT. Syamil Cipta Media, Bandung, 2004. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta, 1994. Farid, Ahmad, An-nufus Wa Tarbiyatuha Kama Yuqorrihu Ulama’u as-Salaf Ibnu Rajab al-Hambali, Ibnu Qoyyim, Ibnu Hamid Al-Ghazali, terj. Jasima, Media Insani Press, Solo, 2002. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1981. Hamka, Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1983. Hasan, Ahmad, Pintu Ijtihad Belum Tertutup, Pustaka Bandung, 2001. Ibnu Taimiyah, Syaikhul Islam Kitab At-Taubat, teij. Irwan Raihan, Median Insani Press, Solo, 2003. Ilham, Arifin, Muhammad, Menggapai Kenikmatan Zikir, PT. Mizan Publika, Jakarta, 2004. Ilyas, yunandar, H., Kuliah Akhlak, LPPI, Yogyakarta, 2004. Imam Al-ghozali, Ihya’ Ulumuddin, Jilid 6, CV. Asy Syifa, Semarang, 1993. Imam Az-Zabidi, Mukhtashar Shahih Al-Bukhori, teij. Achmad Zaidun, Pustaka Amani, Jakarta, 2002. Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin Jilid 2, teij. Achmad Sunarto, Pustaka Amani, Jakarta, 1999. Isa, Qodir, Abdul, H aqaa’iq at-Tashawwuf teij. Khoirul Amru Harahab dan Afrizal Lubis, Qisthi Press, 2005. Moeliono, M., Anton Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989. Mursi, Said, Muhammad, F annufT a’anul M a’al Aakhiriin, teij. Abdul Hayyu al- Kattani, Gema Insani, Jakarta, 2004. Nasution, Harun Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, dalam Muhammad Sholikhin, Tasawuf Aktual Menuju Insan Kamil, Pustaka Nuun, Semarang, Bahwa yang bertanda tangan di bawah in i Nama NUR HADI Umur 23 TAHUN Tanggal lahir KAB. SEMARANG, 12 FEBRUARI 1983 Bangsa INDONESIA Agama ISLAM Tempat tinggal sekarang PON PES AN-NIDA Jin. Jendral Sudirman No. 239 Kota Salatiga Menerangkan dengan sesungguhnya PENDIDIKAN
Daripertanyaan mereka dapat kita ketahui bahwa mereka tentu akan menjawab Dari upaya menjauhkan umat Islam dari tasawuf atau tentang Ihsan (akhlak) maka terbentukl ah segelintir umat Islam yang takut kepada neraka namun tidak takut karena diawasi/di lihat oleh Allah Azza wa Jalla sehingga mereka berakhlak tidak baik,
100% found this document useful 1 vote658 views6 pagesDescriptionsoal soal uas untuk akhlaq tasawufCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote658 views6 pagesSoal UAS Akhlaq TasawufJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Moreldan etika ini berkaitan menjangkau budi pekerti seseorang yang menjadimodern ia manusia yang dibiaya lebih baik. Contoh pertanyaan tentang etika moral dan akhlak. Pertanyaan Tentang Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam Wahyu allah swt diturunkan kepada rasul untuk disampaikan kepada umatnya disebut. Contoh pertanyaan tentang akhlak.

Jawab Wa'alaikum salam Sederhananya, tasawuf merupakan cabang ilmu keislaman yang fokus pada kajian tentang penyucian jiwa dan akhlak atau etika. Panduannya adalah al-Quran dan sunnah Nabi sehingga imam junaid, salah seorang sufi ternama pernah mengatakan bahwa kunci tasawuf adalah al-Quran dan sunnah.

PertanyaanTentang Akhlak Mahmudah Dan Mazmumah Jejak from jejakbelajar.github.io. Buku guru akidah akhlak kelas 3 kementerian agama republik indonesia tahun 2014 2. Tolong anda sebutkan sebagian dari keyakinan mazhab wahabi kaum wahabi adalah pengikut muhammad bin abdul wahab dan ia merupakan pengikut maktab ibnu taimiyah dan muridnya ibnu
Bagianpertama akan menampilkan tentang Tasawuf dan Thariqah. Catatan lainnya, beberapa pertanyaan dan jawaban kami edit secara minor (karena terdapat salah ketik/typo) dan ada beberapa penambahan keterangan yang diperlukan. Selamat menyimak. Tasawuf Tanya (T): Tasawuf itu apa Bib? Barangkali bs dikaji dr awal dst Pengenalan dulu bib qcncd.
  • g2hdy5e83l.pages.dev/221
  • g2hdy5e83l.pages.dev/470
  • g2hdy5e83l.pages.dev/617
  • g2hdy5e83l.pages.dev/716
  • g2hdy5e83l.pages.dev/23
  • g2hdy5e83l.pages.dev/714
  • g2hdy5e83l.pages.dev/403
  • g2hdy5e83l.pages.dev/139
  • g2hdy5e83l.pages.dev/209
  • g2hdy5e83l.pages.dev/467
  • g2hdy5e83l.pages.dev/304
  • g2hdy5e83l.pages.dev/892
  • g2hdy5e83l.pages.dev/920
  • g2hdy5e83l.pages.dev/647
  • g2hdy5e83l.pages.dev/774
  • pertanyaan tentang akhlak tasawuf